Laman

Sabtu, 27 Desember 2014

Bonus Demografi, Rezeki nomplok untuk indonesia



            Keberhasilan program KB( Keluarga Berencana) sejak tahun 1970 hingga tahun 2002 memberikan satu rezeki yang besar untuk Indonesia yaitu bonus demografi. Bonus Demografi adalah waktu dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.Diperkirakan datangnya rejeki ini pada tahun 2020-2030, pada tahun 2020-2030 ini jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai 70% sedangkan sisanya 30% adalah  penduduk tidak produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Proporsi itu idealnya menggambarkan rendahya angka ketergantungan penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk usia produktif .Tentu ini akan menjadi berkah yang bearti untuk Indonesia, petumbuhan ekonomi akan meningkat, dan berdampak meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Berkah ini membuat Indonesia berpeluang untuk menjadi maju dengan pesat.
            Namun kedatangan rejeki ini harus sangat dipersiapkan seperti pemerintah yang harus memiliki strategi pembangunan lapangan pekerjaan yang melimpah dan pemerintah yang harus mampu menjaga aset aset Negara agar tidak banyak dikuasai oleh pihak pihak asing. Dan yang paling penting adalah generasi produktif yang menjadi dominan harus dipersiapkan secara matang, agar dapat bersaing dididunia kerja dan pasar International yang akan datang pada tahun 2015 yaitu AEC (Asean Economic Community). Dalam hal ini pemerintah yang seharusnya menjadi agent of development sering melupakan dan tidak menjadikan hal yang penting untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia, padahal pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan investasi jangka panjang yang nantinya akan menjadi senjata utama untuk kemajuan bangsa Indonesia. Seharusnya pemerintah harus segera memperbaiki kualitas pendidikan agar lebih merata dan lama bersekolah juga wajib ditingkatkan, lalu kesehatan dengan meningkatkan jumlah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik , obat dengan harga terjangkau, pengadaan asuransi kesehatan bagi tenaga kerja dan menjadikan lingkungan yang lebih sehat,  kemampuan komunikasi  dan penguasaan teknologi masyarakat Indonesia atau dengan solusi lain yaitu memberikan pembelajaran tentang wawasan entrepeneur agar SDM Indonesia dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Tetapi walaupun pemerintah sudah memberikan banyak sarana , masyarakatnya pun harus sadar akan pentingnya pendidikan, kesehatan dan aspek aspek yang dapat mengembangkan kuliatas SDM. Jangan sampai kesempatan emas ini menjadi sia sia ,membawa kesengsaraan dan membebani negara hanya karena kualitas penduduknya yang kurang optimal.
            Tampak menjanjikan memang jika bonus demografi ini berhasil tapi itu semua bisa berubah menjadi boomerang atau justru menjadi senjata makan tuan untuk Indonesia bila kita tidak memiliki persiapan berupa rencana dan tindakan yang tepat, sistematis dan cermat. Persiapan dan rencana untuk menyambut rejeki ini harus dimulai secepatnya karena sejatinya semua yang berubah tidak bisa hanya sekejap, semua harus melalui proses. Proses dan perubahan ini harus dilakukan oleh semua elemen yang ada di Indonesia, baik itu rakyat biasa, pejabat ataupun pemerintah semua harus ikut berpartisipasi untuk mensukseskan berkah bonus demografi ini yang mungkin hanya datang 1 kali, jangan sampai kita tidak melakukan perubahan dan hanya terdiam mengikuti arus seperti ikan mati, harapan kita tentang modal dasar bagi pembangunan Indonesia ini yaitu bonus demografi mungkin hanyalah mimpi indah nyaris yang tak berujung.Kesimpulannya adalah bonus demografi ni ibarat pisau bermata dua, di satu sisi akan menjadi berkah jika kita berhasil mengambilnya tetapi  dilain sisi juga bisa menjadi bencana bila SDM tidak dipersiapkan secara optimal.

9 komentar: